Maaf, Aku Terlalu Bodoh.
Sekitar Tahun 2017. Aku mengakhiri hubungan kita, dan maaf adalah kata yang sulit diucapkan setelah tolong dan terimakasih, mengucapkan kata maaf tidak seperti membalikan telapak tangan. sebenarnya aku sudah lama memikirkan tentang ini, tentang semua kesalahan dan keburukan yang aku lakukan padamu yang sama sekali harusnya tidak kaudapatkan. aku telah membuatmu menjadi seseorang yang bukan aku harapkan, aku yakin aku telah membuat satu titik hitam di hatimu, dan mungkin titik itu semakin hitam selama bergantinya hari.
Aku berpikiran mungkin ini adalah keselahan terbesarku yang tidak dapat kau maafkan, aku telah membuat luka di hati seseorang yang telah tulus mencintai ku, dan luka itu pasti sangat membekas. Maaf aku telah membuka hati untuk orang lain pada saat itu dan tidak memikirkan tentang efek dari kejadian itu. diam diam aku menyukai teman ku dibelakangmu. ini adalah awalmula aku membuat semuanya berantakan, dan menjadi kacau. aku pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita dan memilih untuk wanita lain yang belum tentu mempunyai rasa yang sama dengan yang aku rasakan. itu semua
beberapa bulan lewat setelah kejadian itu, kita putus kontak, dan kau pun memblokir semua sosial mediaku. dan aku mencoba untuk mendekati wanita yang membuat aku mengakhiri hubungan kita. hasilnya pun nihil. inilah kebodohan ku yang lain. kau pikir kau siapa? dengan mudahnya menghancurkan hati wanita yang mencintaimu dan beralih kelain hati yang belum tentu sejalan denganmu.
setahun setelah kejadian, aku pun menyesali perbuatanku, sudah jatuh tertimpa tangga. tapi penyeselanku sudah terlambat, kau sudah menemukan penggantiku, aku pun menerima itu, dan aku harap dia lebih baik dari pada aku. ingin sekali aku rasanya meminta maaf padamu, tapi aku yakin kau akan menolak permintaan maafku. dibayangi dengan pikiran itu, aku menjalani hari hari aku.
Sekarang Tahun 2020, beberapa hari lalu kau menghubungiku via Instagram, akupun terkejut. aku yakin kamu telah berubah menjadi sosok yang kuat, sosok yang tegar. aku pun senang ketika kita kembali berbincang, tapi harusnya aku malu atas perbuatan yang aku lakukan padamu, aku bersifat seolah tidak terjadi apa apa padamu. tapi sungguh, aku cemas padamu. aku selalu memikirkan bagaimana hari harimu setelah kejadian itu. Tak lama berselang kita move via Whatsapp, dan kita melakukan panggilan telfon, kita berbincang cukup asik menurutku, bercerita tentang masalalu, sampai pada titik kau menanyakan padaku tentang postingan di blog ku tentang wanita yang aku taksir saat kita masih bersama.
hatiku terhenti sejenak, mulutku tak bisa berkata, hanya diam yang bisa aku lakukan. wanita memanglah makhluk yang istimewa, seperti dirimu. mereka seakan tau apa yang kita Laki Laki lakukan terhadapnya. ingin sekali rasanya aku mengucapkan kata "MAAF" tapi nyaliku tidak cukup besar untuk melakukannya. Aku pikir ini sudah terlambat untuk meminta maaf padamu. tapi sungguh aku ingin mengucapkan itu, tapi mungkin waktu belum mengijinkan, aku hanya bisa meminta maaf lewat tulisan ini, dan aku harap kau bisa memaafkan aku. atas apa yang telah aku lakukan padamu dulu. Aku terlalu takut untuk mengucapkannya lewat telepone.
aku ingin mengatakan ini padamu.
"Retno Wulandari, aku minta maaf, atas semua yang aku lakukan padamu, yang membuat hatimu terluka, aku telah menyia nyiakan mu, dan lebih memilih wanita yang belum tentu menyukai ku juga, Penyesalan memang datang terlambat, itu lah yang aku rasakan. aku harap kita bisa menjadi seperti dulu. memulai dari awal. Selanjutnya terserah padamu, aku akan menerima semua jawabanmu. tak apa jika kau ingin memblokir semua media sosialku seperti dulu, yang aku inginkan hanyalah pemintaan maafku diterima, itu saja. Terimakasih sudah menemani hariku selama masa masa awal kuliah. terimakasih telah berjuang bersama, terimakasih untuk semuanya, Semoga kau bahagia dengan pasangan barumu"
Komentar
Posting Komentar